Malam Itu Di Kamar Salma

Kisah ini tentang orang-orang
yang satu rumah kos denganku.
Namanya Saskia (23 tahun) dan
Salma (23 tahun). Lebih enjoy
kalau kamu simak sendiri dari
awal kisah ini. "Malam itu di
kamar Salma.."
*****
Ceritanya aku nemuin surat milik
Saskia, teman sekamarku waktu
aku lagi bersih-bersih kamar.
Waktu aku baca, isi surat itu
bener-bener bikin aku
berkeringat dingin. Surat itu dari
Salma, seorang janda muda yang
tinggal di rumah induk. Dan
isinya, Salma pingin ketemuan
sama Saskia dan Salma pingin
berhubungan badan dengan
Saskia. What? Maksudnya, Saskia
lesbian? Gawat! Jadi selama ini
aku sekamar dengan lesbi? Tapi
kenapa Salma pingin tidur
dengan Saskia ya? Apa dia juga
lesbi?
"Aku nggak tahan lagi, Sas.
Sudah lama hatiku kering, dan
aku merindukan pelukan yang
hangat dan mesra. Tapi, aku
nggak mau ambil resiko. Jadi aku
rasa aku mau menuruti
tawaranmu. Malam ini rumah
induk sepi. Aku tunggu kau di
kamarku jam tujuh." Begitu
penggalan surat Salma.
Jam tujuh kurang seperempat.
Aku sudah siap di kamar Bella,
sebelah kamarnya Salma.
Beruntung, karena dua hari lalu
ketika Bella hendak pulang dia
menitipkan kunci kamarnya ke
aku. Segera aku cari tempat
yang strategis buat ngintip
suasana kamar Salma. Pas! Ada
lobang angin-angin yang
menghubungkan kamar Bella dan
kamar Salma. Dan dengan mudah
dan jelas aku bisa mengintip ke
kamar Salma.
Salma sedang duduk menyisir
rambutnya di depan meja rias.
Wajah ayunya dihiasi dengan
senyum. Matanya yang sayu
berkali-kali memandangi jam
dinding. Benar juga, nampaknya
Salma menanti seseorang. Jam
tujuh kurang lima menit. Tok..
tok.. tok..
"Salma.. ini aku, Saskia."
Salma membukakan pintu
kamarnya. Nampak Saskia
tersenyum manis sambil
menyapa,
"Hai!". Busyet! Kayak ngapel ke
rumah pacar saja, batinku.
Saskia segera masuk dengan
mengunci pintu kamar.
Dipandanginya wajah Salma
sesaat. Dibelainya wajah halus
Salma yang tanpa cacat. Tapi
nampaknya Salma sudah tak
tahan lagi. Segera diburunya
bibir Saskia. Kedua bibir yang
sama-sama mengenakan lipstik
itu saling melumat dan
menghisap. Bisa kubayangkan
lidah-lidah mereka yang
bertarung mengganas. Tangan-
tangan mereka saling meremas
dan memeluk kepala
pasangannya. Salma menghisap
kuat-kuat bibir Saskia, dan
Saskiapun membalasnya dengan
menggigit bibir atas Salma.
Saskia segera melepaskan daster
yang dikenakan Salma, dan
kemudian kembali mereka
bercumbu. Daster itu meluncur
turun meninggalkan tubuh Salma
yang kini tinggal berlapis BH dan
CD tipis. Begitupun yang
dilakukan Salma. Dilepasnya tali
kimono Saskia hingga nampak
tubuh Saskia yang berbalut
lingerin hitam.
"Wah, bagus banget!" seru Salma
ketika melihat lingerin yang
dikenakan Saskia. Bagus apaan!
Menurutku lingerin itu
menjijikkan. Warnanya hitam lagi
transparan, dan cuman menutup
payudara Saskia sampai diujung
saja. Hingga kedua gumpalan
payudara berukuran 36 itu bagai
ingin melompat keluar. Pakai
lingerin atau bugil, kayaknya
sama saja.
"Aku ingin hanya diriku yang kau
puji sayang.. bukan lingerin ini."
kata Saskia merajuk.
"Iya deh.." kata Salma kembali
memburu bibir seksi Saskia.
Bibir mereka kembali bergumul.
Tangan Saskia menyusup masuk
ke balik CD Salma. Perlahan-lahan
diremasnya kedua pantat kenyal
Salma.
"Aah.." desis Salma keenakan.
Saskia semakin ganas meraba-
raba Salma hingga kemudian
melepaskan pengait BH Salma.
Penutup dada Salma itu
mengendor lalu terjatuh. Ciuman
Saskia turun ke leher dan dada
Salma. Tak disia-siakannya setiap
inchi dada Salma yang mungil.
Dicumbuinya penuh nafsu hingga
ke perut lalu berhenti sebentar
di pusarnya dan kemudian naik
lagi hingga kembali ke bibir Salma.
Diperlakukan seperti itu Salma
mendesis-desis penuh birahi,
"Sass.. ashh..ehmm..".
Saskia mendorong Salma
terlentang di atas kasur dan
menindihnya. Ciuman Saskia
kembali menurun hingga ke dada
Salma. Diciuminya kedua
bongkahan gunung kembar Salma
yang sudah menegang. Putingnya
berwarna kecoklatan menantang.
Tanpa malu ladi dimasukkannya
salah satu puting itu ke dalam
mulutnya.
"Uagghh.. Sas.. ahh.. terus.. say.."
gumam Salma meremas rambut
Saskia yang cepak.
Saskia meremas-remas buah
dada yang baru saja dikulumnya
itu. Dan sekali-kali diplintirnya
putingnya hingga membuat Salma
bergelinjangan. Dan kemudian
dihisapnya kuat-kuat. Sedang
telapak tangan kirinya menekan
kemaluan Salma yang masih
dilapisi oleh CD.
"Saskiaa.." teriak Salma
menghentak-hentak keasyikan.
"Hmm.. ehm.." gumam Saskia
keenakan. Tak dipedulikannya
erangan Salma. Kedua bukit
kembar Salma digarapnya
bergantian. Dikenyot-kenyotnya
payudara Salma yang sudah
bengkak benar bagai bayi yang
amat kehausan. Salma yang
sudah lama tak merasakan
kenikmatan itu bagai
menikmatinya dengan sepenuh
hati.
Kupalingkan muka sejenak,
karena tak tahan dengan
libidoku sendiri yang mulai
terbakar. Keringat dingin yang
menetes di dahiku. Tapi aku
segera kembali mengikuti
permainan itu, nggak ingin
rasanya tertinggal sedetik saja.
Saskia segera merosot satu-
satunya CD yang melekat di
tubuh Salma yang terlentang di
ranjang hingga janda muda itu
bagai bayi yang baru terlahir.
Kemudian Saskia berdiri di
hadapan Salma yang mengerang
pasrah.
"It's show time." kata Saskia.
Salma terdiam memandangi
Saskia yang mulai melucuti
lingerinnya. Kain tipis itu
meluncur turun meninggalkan
tubuh Saskia yang bugil total.
Nampaklah dada Saskia yang
membusung bengkak
menggemaskan, juga bukit
kemaluannya yang licin tanpa
bulu. Saskia mulai meremas-
remas buah dadanya sendiri,
membangkitkan gairah Salma
hingga pada titik puncaknya.
Diremasnya kedua payudaranya
dengan gerakan memutar hingga
kedua gunung kembar itu
bergoyang-goyang menantang.
Dan bagai iklan sabun Saskia
membelai tubuhnya sendiri, dari
dada.. perut.. hingga
kemaluannya yang gundul.
Tubuhnya meliuk-liuk lalu
menungging membelakangi Salma
dan memamerkan kesekalan
bokongnya kemudian menyibak
lorong kecil yang merah
merekah. Nampak liang kawin
Saskia yang berlumuran lendir
putih kental. Saskia memasukkan
jemari telunjuknya ke dalam liang
kawin itu. "Aagh.." desah Saskia
pelan. Lalu ditariknya telunjuk
yang telah basah itu. Kemudian
dijilatnya dengan mata sayu
menatap Salma. Oh, Batara Kala..
jangankan Salma, akupun merasa
terbakar gairah.
Salma segera memburu Saskia.
Dalam keadaan berdiri
diterkamnya kedua payudara
Saskia secara bergantian
sedangkan tangannya
mengerayangi setiap lekuk
kemaluan Saskia yang telah
basah betul. "Sall.. ough.." desah
Saskia sambil mendekap kepala
Salma erat. Dengan buas Salma
melakukan pembalasan atas
semua lumatan Saskia.
"Aaagghh.." pekik Saskia ketika
Salma menghisap puting
payudaranya sekuat tenaga.
Saskia berkelojotan ambruk di
kasur. Salma menindihnya dan
terus melumat buah dada Saskia
yang bagai mau meledak. Kedua
kaki Saskia menyilang bagai
mengunci tubuh Salma. Jemari
Salma kembali beroperasi di
sekitar kemaluan Saskia.
"Sal.. ayo.. masukkan Sal.. aghh.."
ujar Saskia sambil mengacung-
acungkan sebatang dildo kepada
Salma. Salma mengerti apa yang
Saskia mau. Maka Salmapun
segera memasukkan dildo itu
perlahan-lahan pada lubang
kawin Saskia.
"Ee.. eghh.. ehh.." Saskia
mengedan sebentar lalu, krak!
nampaknya selaput dara Saskia
semakin sobek saking kerasnya
sodokan Salma.
"Aagh.. brengsek..!" pekik Saskia
ketika Salma menghunjamkan
dildo itu seluruhnya ke dalam
lubang kawin Saskia. Agak sakit
mungkin, karena sebelumnya
Saskia selalu melakukannya
dengan perlahan-lahan dan tidak
sepenuh itu. Tapi sodokan yang
keras dan cepat itu memberikan
kenikmatan yang belum pernah
Saskia rasakan.
"Tenanglah Sas.. nanti pasti
enak.." kata Salma sembari
menggoyang-goyangkan batang
dildo yang tinggal dua senti itu.
Dan benar saja, tubuh Saskia
terguncang-guncang nikmat.
Peluh membanjir di seluruh
tubuhnya yang terkulai lemas.
Kelincahan tangan-tangan Salma
yang menggoyang tubuhnya
sambil terus meremas-remas
payudaranya membuat Saskia
tak tahan lagi.
"Sal.. aku keluar nih.. eghh.."
Saskia mengedan sebentar lalu
terkapar lemas.
Salma segera menarik dildo dari
lubang kawin Saskia. Dildo itu
berlumuran cairan kawin Saskia
yang membanjir. Salma berbaring
di samping Saskia dengan wajah
kecewa.
"Makasih ya, Sal. Aku puas
banget." kata Saskia
"Sas, kamu curang. Aku kan
belum selesai." ujar Salma kesal.
"Iya, tunggu sebentar say.. biar
aku pulihkan tenaga." jawab
Saskia membelai wajah Salma.
Salma hanya diam, tapi roman
mukanya kurang sedap. Karena
merasa tak enak hati, maka
Saskia kembali membelai-belai
payudara Salma. Salma
memandang Saskia degan mata
sayu, kemudian di belainya
kemaluan Saskia yang masih
basah.
"Hik.. kik.." Saskia mengikik
kegelian sedang Salma
tersenyum-senyum menikmati
rasa dingin yang menyiram
tubuhnya yang ditimbulkan dari
gelitikan jemari Saskia di kedua
puting susunya. Saskia meraih
batang dildo yang tergeletak tak
jauh darinya lalu
menyodorkannya ke wajah
Salma.
"Ayo jilatlah sayang.." bisik Saskia.
Walaupun sedikit jijik, Salma
menuruti keinginan Saskia.
Dijilatinya ujung dildo yang masih
basah oleh lendir kawin Saskia
itu. Pikiran Salma melayang pada
Bas, mantan suaminya. Maka
dengan ganas dijilatinya ujung
dildo itu bagaikan menjilati penis
Bas yang luar biasa besarnya.
Walaupun belum pernah
melakukannya sebelumnya, tapi
nampaknya Salma sangat
menikmatinya. Apalagi jemari
Saskia mengutak-atik isi
kemaluannya. Menyusuri lorong
sempit di antara rimbunan
belantara dan menyentil-nyentil
daging kecil yang tumbuh
diantara goanya.
"Ough.. Saskii.." Salma menumbruk
Saskia dengan liar. Namun Saskia
lebih cepat membantingnya,
hingga posisinya kembali berada
di bawah kendali Saskia. Saskia
segera mengambil posisi 69.
"Ayo Sall.. kamu makan bagianmu,
dan aku makan bagianku yach.."
Terhampar di depan Saskia
sebidang hutan nan lebat yang
telah basah dan becek. Jemari
Saskia ikut membantu menyibak
belukar basah itu. Lidahnya
menjulur melintasi semak belukar
hingga masuk ke mulut goa. Lidah
itu menyusuri goa itu hingga
kemudian menjilati ujung daging
kecil yang tersembul merah dan
kenyal. Dihisapnya hingga daging
kecil itu mengembang hingga
membuat Salma yang sibuk
dengan vagina Saskia
mendengking tertahan,
"Achh.. ehmm.. eennaakk.."
Tak tahan dengan rangsangan
Saskia yang begitu dasyat, Salma
menggigit-gigit kecil vagina
mayora Saskia. Saskia pun
mendengking perlahan,
"Ough.. Sal.. sakit.."
Dan secara bersamaan tubuh
keduanya menegang dan..
"Uachg..!" Suurr.. lendir-lendir
kenikmatan mereka mengalir
dengan deras. Salma merintih
dalam nikmat. Lalu keduanya
saling menjilat seluruh cairan
kental itu hingga tandas. Rasa
nikmat yang tercipta seakan ikut
terasa olehku. Akupun merasa
ada cairan basah yang menetes
dari kemaluanku.
"Saski.. ayo masukkan penisnya..
sebelum aku keluar.." perintah
Salma. Saskiapun segera meraih
dildo dan membenamkannya ke
dalam lubang kawin Salma. Namun
lubang kawin Salma tak selebar
milik Saskia, hingga Saskia harus
perlahan-lahan menyodokkannya.
"Engh.. terus Sass.." pekik Salma
yang terdiam menikmati sodokan
Saskia.
Perlahan batang dildo itu amblas
dimakan oleh lubang kawin Salma.
Janda itu menangis merasakan
kenikmatan yang lama tak
terasakan itu. Saskia bangkit
dan segera mengocok dildo yang
bersarang di lubang kawin Salma.
Gerakannya yang ritmis membuat
Salma terantuk-antuk. Ranjang
itu berdecit-decit seakan
bersorak atas rasa puas yang
dirasakan oleh Salma. Dan untuk
kedua kalinya Salma mengalami
orgasme yang nikmatnya tiada
tara.
Aku berpaling dan menjauh dari
lubang pengintipanku itu ketika
Salma menangis bahagia. Dan
Saskia memeluknya mesra seraya
berkata, "Salma, mulai sekarang
akulah milikmu. Kau tak sendiri
lagi karena aku akan selalu
sayang padamu. Maukah kau
menjadi kekasihku, Salma?" Dan
Salma pun menangis di pelukan
Saskia.
Kubasuh peluh yang mengalir di
keningku dan juga airmata yang
membasah di pipiku. Akupun
segera meningalkan kamar Bella.
Malam itu di kamar Salma, aku
mendapati pengalaman yang tak
mungkin terlupakan.
Related Post