2.00 siang. Hari ini berlalu dengan
sangat membosankan. Meeting
tentang implementasi software
masih saja berlangsung sedari
pagi tadi. Si konsultan yang sok
pinter itu masih melakukan
presentasi tentang feature-
feature softwarenya. Sudah
penat pikiranku mendengarnya,
sehingga kadang kala aku
berpikir.. Kalau saja ini semua
cuma film, aku tinggal menekan
tombol “fast forward” saja biar
cepat selesai. Aku terpaksa ikut
meeting ini karena semua board
of management datang,
termasuk the big boss.., my dad.
Begituseriusnya meeting
tersebut, hingga makan siangpun
dilakukan di ruang meeting
dengan membeli nasi kotak. Shit!
Because having lunch is my
favorite time in the office.. He..
He..
Jam 3.15 selesai jugalah segala
macam cobaan ini. Aku bergegas
kembali ke ruanganku bersama
Lia, sekretarisku. Di lobby
tampak resepsionis baru, Dian,
tersenyum sambil
menganggukkan kepala tanda
hormat. Kubalas senyumnya
sambil memperhatikan Noni yang
duduk di sebelah Dian.
Resepsionis yang satu lagi ini
tampak jengah dan pura-pura
tidak melihatku. Memang akhir-
akhir ini dia tampak ketakutan
bila bertemu, mungkin karena
sering aku pakai dia untuk
memuaskan nafsu birahiku.
Resepsionis baru Dian, adalah
bekas pegawai salon
langgananku. Aku rekrut dia
karena memang kantorku butuh
resepsionis cadangan kalau-kalau
Noni tidak masuk. Tetapi alasan
utama adalah karena bentuk
fisik terutama buah dadanya
yang amat mengusik nafsu
kelelakianku.
Lia kembali ke mejanya,
sedangkan aku masuk ke
ruanganku. Sesampai di dalam,
kuhempaskan tubuhku di kursi
sambil menghela nafas panjang.
Kubuka laptopku untuk browsing
internet guna menghilangkan
penat. Aku buka situs“barely
legal teens” yang menampilkan
ABG bule yang cantik-cantik.
Melihat gambar-gambar itu, tiba-
tiba aku teringat pengalamanku
beberapa tahun yang lalu ketika
aku masih kuliah di Amerika.
*****
Aku tinggal di sebuah apartemen
di daerah Anaheim, California.
Apartemenku ini terletak tak
jauh dari Disneyland, sehingga
banyak turis yang berkunjung ke
daerah itu. Aku mengambil pasca
sarjana di sebuah universitas
yang tak jauh dari apartemenku.
Singkat kata, lokasi
apartemenku ini strategis sekali,
kemana-mana dekat.
Kadang kala di akhir pekan, bila
tidak ada acara lain, aku
berkunjung ke rumah sepupuku
di Long Beach. Sepupuku ini,
Linda, berusia jauh lebih tua
dariku, dan mempunyai anak laki-
laki remaja. Namanya Franky,
berumur 17 tahun, dan waktu
itu duduk di bangku SMA/high
school.
Pada suatu hari, aku mendapat
undangan bbq dari Linda,
sepupuku itu. Kukebut Honda
Civic-ku menembus belantara
highway menuju Long Beach. Tak
lama, akupun sampai di rumahnya
yang mempunyai pekarangan
cukup luas.
“Hi.. Bert, ayo masuk” Linda
menyapaku.
“Sombong nih udah lama nggak
ke sini”
“Sedang sibuk nih, banyak
tugas” alasanku.
Memang beberapa minggu ini aku
menghabiskan akhir minggu
bersama-sama dengan teman-
temanku.
“Hi.. Oom Robert” Franky
menyapaku.
“Gimana notebook-nya sudah
nggak pernah ngadat lagi khan?”
“Nggak Frank.. Kamu memang
jago” pujiku.
Franky ini memang terkenal
pintar, dan hobby komputer.
Notebook-ku yang rusak bisa dia
perbaiki, sedangkan saat aku
bawa ke toko tempat aku
membeli, aku disarankan untuk
membeli yang baru saja.
Wajahnya pun ganteng, hanya
saja dia agak sedikit feminin.
Berkacamata, selalu berpakaian
rapi, dengan rambut kelimis
disisir ke samping, membuatnya
tampak smart, santun, dan..
Anak Mami.
“Ini Oom, kenalin my special
friend” katanya.
Agak kaget juga aku melihat
gadis ABG yang muncul dari
dalam. Dia gadis bule seusia
Franky, dengan tubuh yang
tinggi semampai dan rambut
pirang sebahu.
“Hi.. I am Kirsten” katanya
menyapaku.
“Hello.. I am Robert. Nice to meet
you” kataku sambil menatap
matanya yang berwarna biru.
“Hebat juga kamu Frank” kataku
menggoda. Diapun tertawa
senang.
Kami pun lalu ke halaman
belakang, dimana bbq diadakan.
Beberapa tamu telah datang.
Freddy, suami Linda tampak
sedang mempersiapkan
peralatannya. Akupun kemudian
berbincang basa-basi dengannya.
Sepanjang acara, kadang aku
lirik Kirsten, ABG bule itu. T-shirt
warna hijau ketatnya
memperlihatkan tonjolan buah
dadanya yang terbungkus BH.
Karena ukuran buah dadanya
yang besar, saat dia berjalan,
buah dadanya itupun bergoyang-
goyang menggemaskan. Ditambah
dengan celana pendek jeans
yang memperlihatkan pahanya
yang mulus menambah indahnya
pemandangan saat itu. Celana
jeans yang pendek itu kadang
memperlihatkan sebagian
bongkahan pantatnya. Memang
saat itu sedang musim panas,
sehingga mungkin wajar saja
berpakaian minim seperti itu.
“Bert, kita mau minta tolong nih.
Aku dan Freddy mau ke pesta
penikahan temanku di New York.
Tolong ya kamu jagain rumah
sama si Franky. Tolong awasin dia
supaya nggak macem-macem”
Linda meminta bantuanku ketika
kami telah menyantap makan
malam kami.
“Yach OK deh.. Asal ada oleh-
olehnya saja” jawabku.
“Beres deh..” sahut Linda sambil
tertawa.
“Memang perlu juga nih
pergantian suasana untuk
beberapa hari”, pikirku.
*****
“Frank.. Oom pergi dulu ke
kampus. Ada tugas kelompok nih.
Pulangnya agak malam, OK. Take
care, and behave”
“Iya Oom.. Jangan kuatir.”
jawabnya sambil memakan
cerealnya.
Sesampai di kampus, aku pun
mulai menyelesaikan tugas
bersama kelompokku. Ternyata
cepat selesai juga tugas
tersebut. Setelah makan siang di
cafetaria, akupun kembali ke
rumah sepupuku.
Tiba di depan rumah sepupuku
itu, tampak sebuah mobil lain
sedang parkir di halaman rumah.
Akupun tak ambil pusing dan
masuk ke ruang tamu lewat
pintu belakang. Saat duduk si
sofa, tiba-tiba kudengar suara-
suara mencurigakan dari dalam
kamar Franky. Akupun
mengendap-endap menuju
jendela kamarnya yang terkuak
sedikit. Di dalam kulihat Kirsten
sedang menciumi Franky dengan
bernafsu.
“Come on open your mouth a
little bit” katanya sambil
kemudian terus menciumi Franky
yang tampak kewalahan.
“Here touch my breasts” Kirsten
menarik tangan Franky untuk
kemudian diletakkannya di
dadanya yang terbungkus tank
top warna pink.
Aku terbeliak melihat
pemandangan ini, dan tiba-tiba
saja akalku berjalan. Aku
bergegas ke ruanganku untuk
mengambil videocam yang
kugunakan kemarin untuk
merekam pesta bbq. Saat aku
kembali mengintip ke kamar
Franky, tampak Kirsten
mengangkat tank topnya
sehingga menampakkan buah
dadanya yang mulus dan ranum
di depan wajah Franky.
“You may kiss them.. Come on..
Suck my breasts” katanya.
Franky masih tampak terdiam
bengong sehingga Kirstenpun
tampak tak sabar dan menarik
kepalanya menuju buah dadanya.
“Ahh.. Shit.. Yeah.. Suck it.. That’s
right.. Ahh” erangnya ketika
Franky mulai menghisapi buah
dadanya yang putih mulus
berputing merah muda itu.
Kemaluanku memberontak di
dalam celanaku, tapi tetap aku
berkonsentrasi merekam semua
adegan ini.
“Now it’s my turn. I want to suck
your cock. I want to taste
Indonesian cock” Kirsten berkata
seperti itu sambil berlutut di
depan Franky. Dibukanya celana
Franky sehingga tinggal celana
dalamnya saja yang masih
tertinggal.
Kirsten mulai menjilati kemaluan
Franky dari luar celana
dalamnya, sambil matanya
menatap menggoda ke arah
Franky.
“You like that? Hmm.. You like
that? ” erangnya menggoda.
“Ohh..” tiba-tiba Franky
mengejang dan tampak cairan
ejakulasinya membasahi celana
dalamnya.
“Shit.. Franky.. You came
already?” tampak Kirsten
kecewa.
“You’ve never done this before
huh?”
Frankypun tertunduk lesu,
sementara Kirsten dengan
sedikit kesal membenahi
pakaiannya dan kembali bangkit
berdiri. Saat itu aku mengambil
keputusan untuk menerjang
masuk ke dalam. Pintu ternyata
tidak terkunci, dan mereka
tampak kaget melihat aku masuk
membawa video camera.
“What the hell are you doing?!!”
tanyaku.
“Oh anu Oom.. Nggak kok.. Anu..”
Franky tampak terbata-bata
tidak bisa menjawab.
“It is not what it looks like.
Nothing happened, sir..”
Kirstenpun tampak agak sedikit
ketakutan.
“Hey.. I got all the proof here”
sahutku.
“I am going to tell your Mom and
your parents too, Kirsten”
“Please don’t.. Sir” tampak
Kirsten mulai panik dan mencoba
merayuku agar menyimpan
rahasia ini. Sementara Franky
tampak pucat pasi sambil
mengenakan kembali pakaiannya.
“Stay here.. I want to talk with
both of you” kataku sambil
keluar membawa videocam
meninggalkan mereka berdua.
Kusimpan baik-baik barang bukti
ini.
Sekembalinya ke ruangan itu,
Franky dan Kirsten tampak
gelisah duduk di tepi ranjang.
Persis seperti maling yang
tertangkap di tayangan Buser
SCTV He. He..
“You won’t tell anybody, will you
sir? ” tanya Kirsten berharap.
“Well.. It depends. If you let me
fuck you.. I won’t” jawabku.
Aku memang horny sekali melihat
Kirsten saat itu. Dengan rok mini
dan tank top-nya, tampak
kesegaran tubuh ranum ABG bule
ini.
“Lho kok..” tanya Franky kaget.
“Iya Frank. Oom pengen
ngerasain pacarmu ini. Ngerti!!
Sekalian kamu bisa belajar
gimana lelaki sejati make love.
Biar nggak malu-maluin” jawabku.
“You want to taste real
indonesian cock, don’t you? You
little slut” kataku sambil
meremas-remas rambut pirang
Kirsten.
Akupun lalu duduk di samping
gadis remaja bule ini di ranjang.
Kuremas-remas pundaknya yang
mulus.
“Pindah sana.. Duduk di kursi!!”
perintahku pada Franky.
Kutarik wajah cantik Kirsten, dan
kukulum bibirnya. Sementara
tanganku meremas-remas buah
dadanya dari balik tank topnya.
Pertama kali dia tak memberikan
reaksi, akan tetapi setelah
beberapa lama, dia mulai
mengerang nikmat.
“Hmm.. Hmm” erangnya ketika
tanganku merogoh ke balik
tanktopnya dan memilin puting
buah dadanya yang telah
mengeras.
Kuangkat ke atas tank topnya
sehingga buah dadanya yang tak
tertutup BH mencuat menantang
di depan wajahku.
“You want me to suck your
breast?” tanyaku.
“Hmm.. Yeah.. Please sir..”
jawabnya mendesah.
“Ahh.. Sstt.. Oh yeah..” erangnya
lagi ketika buah dadanya aku
hisap sambil tanganku memainkan
puting buah dadanya yang lain.
“Ini namanya nipple, Frank.
Cewek biasanya suka kalau
bagian ini dijilat dan dihisap.
Ngerti?” kataku sambil
menunjukkan cara menjilat dan
menghisap puting buah dada
kekasih cantiknya ini. Sementara
Kirsten makin mengerang tak
karuan menerima kenikmatan
yang diberikan mulutku di
dadanya.
“Ok now it is your turn to suck
my cock. You want it, right?”
tanyaku sambil berdiri
menghadapnya yang duduk di
atas ranjang.
“Come on open your present,
you naughty girl!!” perintahku
lebih lanjut.
Tangan halus Kirstenpun mulai
membuka retsleting celanaku.
Karena tak sabar, akupun
membantunya membuka celana
itu berikut celana dalamnya.
Tampak kemaluanku sudah
berdiri tegak dengan gagahnya
di depan wajah cantik Kirsten.
“Is it big enough for you,
Kirsten?” tanyaku sambil
meremas-remas rambut
pirangnya.
“Yes, sir.. Very big..” jawabnya
sambil tangannya mengelus-elus
kemaluanku. Matanya yang biru
indah tampak sedang mengagumi
kemaluanku yang besar.
“What are you waiting for? Come
on suck my big Indonesian cock.
Let your boyfriend watch!!”
perintahku sambil sedikit
mendorong kepalanya ke arah
kemaluanku.
Kirstenpun mulai mengulum
kemaluanku. Sesekali dijilatinya
batang kemaluanku sambil
matanya menatapku menggoda.
“You like it, huh?” tanyaku
sambil meremas remas
rambutnya gemas.
“Yes.. Very much, sir” katanya
sambil tersenyum manis.
Tangannya yang halus
mengocok-ngocok kemaluanku.
Dijilatinya kepala kemaluanku,
dan kemudian dikulumnya lagi
senjata pamungkasku. Mulutnya
yang berbibir tipis khas orang
bule tampak penuh disesaki
kemaluanku. Kusibakkan
rambutnya yang jatuh menutupi,
sehingga pipinya yang menonjol
menghisapi kemaluanku tampak
jelas tertampang di hadapan
Franky.
“Lihat Frank.. Cewekmu suka
banget kontol Oom. Makanya
kalau punya kontol yang besar..”
kataku menggoda Franky.
Di atas kursi, Franky terdiam
bengong melihat pacar bulenya
yang cantik sedang dengan lahap
menghisapi kemaluanku. Tampak
Franky mulai terangsang karena
dia mulai memegang-megang
kemaluannya sendiri.
“OK.. It’s time to fuck you”
kataku sambil melepas baju yang
kukenakan sehingga aku
sekarang sudah telanjang bulat.
Aku duduk di kursi di hadapan
Franky dan kuminta Kirsten
untuk menghampiriku. Kusuruh
dia duduk dipangkuan
membelakangiku. Kuciumi pundak
Kirsten yang masih mengenakan
tank topnya, dan kuraba
pahanya yang putih
menggairahkan itu. Sesampai di
celana dalamnya, kusibakkan
celana itu ke samping sehingga
tampak vaginanya yang bersih
tak berbulu, merekah
mengundang. Kupermainkan
jariku di vaginanya, dan kuusap-
usap klitorisnya. Tubuh Kirsten
agak sedikit melonjak sambil dia
mengerang-erang kenikmatan.
“Yeaah.. That’s it.. That’s it”
desahnya sambil menggelinjang.
“Ini namanya klitoris, Frank. Ini
daerah paling sensitif. Catat itu!”
kataku. Franky tampak masih
mengusap-usap kemaluannya
sendiri melihat kekasih bulenya
kukerjai.
“You want me to fuck you now?”
tanyaku pada Kirsten yang terus
menerus mengerang dan
mendesah.
“Please.. Please..” jawabnya.
“But your boyfriend is looking”
kataku lagi.
“I don’t care. Please fuck me,
sir..” Kirsten menjawab sambil
meraba-raba buah dadanya
sendiri. Tanganku masih
mengusap-usap kemaluan gadis
remaja cantik ini sementara
mulutku menciumi pundaknya
yang bersih mulus.
Franky tiba-tiba berdiri dari
kursi dan menuju Kirsten.
Tangannya mengusapi rambut
Kirsten sementara tangannya
yang lain mulai membuka
retsleting celana yang
dikenakannya.
“Hey!! Mau ngapain kamu? Nggak
usah ikut-ikut. Balik duduk sana.
Kamu lihat saja dulu!!”
perintahku. Dengan menurut
Frankypun kembali duduk
menatap pacarnya yang sedang
akan disetubuhi Oomnya.
Kirsten mengarahkan
kemaluanku ke vaginanya. Ketika
dia merendahkan tubuhnya,
sedikit demi sedikit kemaluanku
pun memasuki tubuhnya.
“Hmm.. Oh my god.. Ohh..”
erangnya ketika vaginanya
disesaki kemaluanku.
“You like that?” tanyaku.
Kirsten tak menjawab, akan
tetapi dia mulai menaik turunkan
tubuhnya di atas pangkuanku.
Badannya agak aku condongkan
ke belakang hingga aku dapat
menciumi bibirnya, tatkala
kemaluanku memompa vagina
ABG bule cantik ini. Tanganku
menarik tanktopnya ke atas
sehingga buah dadanya yang
berayun-ayun menggemaskan
dapat aku remas sepuas hati.
“Perhatikan baik-baik Franky.
Begini caranya memuaskan
pacarmu!!” kataku di sela-sela
erangan Kirsten.
Setelah beberapa lama, aku
turunkan tubuh Kirsten dari
pangkuanku, dan kutarik dia
menuju ranjang. Kurebahkan
tubuhku di ranjang dan Kirsten
kemudian menaiki tubuhku.
“I want to ride your big dick. Is it
Ok, sir?” tanyanya.
“Yes.. Do it. Let your boyfriend
watch and learn!” kataku.
Kembali vagina sempit Kirsten
menjepit nikmat kemaluanku.
Tubuh padatnya tampak naik
turun menikmati kelelakianku,
terkadang digesek-gesekkannya
pantatnya maju mundur
menambah sensasi nikmat yang
aku rasakan.
“Oh my god.. So big.. Yes.. Yess..
Oh yess..” erang Kirsten sambil
terus memompa kemaluanku.
Kulihat Franky sekarang sedang
mengocok kemaluannya sendiri.
Mungkin sudah tidak tahan dia
melihat pacarnya aku setubuhi.
“Ohh.. I am cumming.. Yeahh..”
jerit Kirsten sambil menjatuhkan
tubuhnya dipelukanku.
Tampak butiran keringat
membasahi keningnya. Kuusap
rambutnya dan kuciumi wajahnya
yang cantik itu.
“OK I want to cum in your pretty
face. Suck it again” perintahku.
Kirstenpun kemudian menciumi
wajahku, leherku kemudian
menghisap puting dadaku.
Kemudian dengan gaya
menggoda, dia menjilati perutku
dan terus menuju ke bawah. Tak
lama kembali mulutnya
menghisapi kemaluanku dengan
bernafsu.
“Look at your boyfriend while
you are sucking my cock!!”
perintahku.
Kirsten pun menoleh ke kiri ke
arah Franky sementara
kemaluanku masih menyesaki
mulutnya. Tangannya
menyibakkan rambutnya sendiri,
sehingga pacarnya dapat
melihatnya dengan jelas ketika
dia mengulum kemaluanku.
“Ehmm.. Ehmm..” erangnya sambil
tangannya mengocok bagian
bawah batang kemaluanku yang
tidak muat masuk ke dalam
mulutnya.
Aku memandang Franky sambil
mengelus-elus rambut pirang
pacarnya yang cantik ini. Tampak
makin cepat Franky mengocok
kemaluannya sendiri sambil
menatap Kirsten yang sedang
menghisapi kemaluanku.
“Ahh” Tak lama Frankypun
menjerit ketika dia mengalami
orgasme. Sementara Kirsten,
pacarnya, masih menikmati
kemaluanku dengan lahap.
“Oh shit.. I am cumming..” jeritku.
Kirsten membuka mulutnya
ketika cairan ejakulasiku
tersembur keluar mengenai
wajah dan mulutnya.
*****
Mengenang kejadian itu, terasa
nafsu birahiku timbul. Terlebih
setelah melihat gambar di
notebookku dimana seorang laki-
laki sedang dihisap kemaluannya
oleh seorang wanita, sementara
dia melahap buah dada wanita
yang lain dengan rakusnya.
“Masih ada waktu untuk
melakukan seperti itu”, pikirku
setelah melihat jam tanganku.
Memang sore itu aku ada janji
untuk latihan driving dengan
seorang teman.
“Lia.. Tadi bapak sudah pulang
belum?” tanyaku lewat telepon
pada sekretarisku.
“Sudah Pak.. Sehabis meeting
tadi langsung pulang” jawabnya.
“Kalau gitu kamu kemari
sebentar. Ajak Dian juga”,
perintahku lebih lanjut. Memang
enak punya karyawati cantik.
Sekembalinya ke ruangan itu,
Franky dan Kirsten tampak
gelisah duduk di tepi ranjang.
Persis seperti maling yang
tertangkap di tayangan Buser
SCTV He. He..
“You won’t tell anybody, will you
sir? ” tanya Kirsten berharap.
“Well.. It depends. If you let me
fuck you.. I won’t” jawabku.
Aku memang horny sekali melihat
Kirsten saat itu. Dengan rok mini
dan tank top-nya, tampak
kesegaran tubuh ranum ABG bule
ini.
“Lho kok..” tanya Franky kaget.
“Iya Frank. Oom pengen
ngerasain pacarmu ini. Ngerti!!
Sekalian kamu bisa belajar
gimana lelaki sejati make love.
Biar nggak malu-maluin” jawabku.
“You want to taste real
indonesian cock, don’t you? You
little slut” kataku sambil
meremas-remas rambut pirang
Kirsten.
Akupun lalu duduk di samping
gadis remaja bule ini di ranjang.
Kuremas-remas pundaknya yang
mulus.
“Pindah sana.. Duduk di kursi!!”
perintahku pada Franky.
Kutarik wajah cantik Kirsten, dan
kukulum bibirnya. Sementara
tanganku meremas-remas buah
dadanya dari balik tank topnya.
Pertama kali dia tak memberikan
reaksi, akan tetapi setelah
beberapa lama, dia mulai
mengerang nikmat.
“Hmm.. Hmm” erangnya ketika
tanganku merogoh ke balik
tanktopnya dan memilin puting
buah dadanya yang telah
mengeras.
Kuangkat ke atas tank topnya
sehingga buah dadanya yang tak
tertutup BH mencuat menantang
di depan wajahku.
“You want me to suck your
breast?” tanyaku.
“Hmm.. Yeah.. Please sir..”
jawabnya mendesah.
“Ahh.. Sstt.. Oh yeah..” erangnya
lagi ketika buah dadanya aku
hisap sambil tanganku memainkan
puting buah dadanya yang lain.
“Ini namanya nipple, Frank.
Cewek biasanya suka kalau
bagian ini dijilat dan dihisap.
Ngerti?” kataku sambil
menunjukkan cara menjilat dan
menghisap puting buah dada
kekasih cantiknya ini. Sementara
Kirsten makin mengerang tak
karuan menerima kenikmatan
yang diberikan mulutku di
dadanya.
“Ok now it is your turn to suck
my cock. You want it, right?”
tanyaku sambil berdiri
menghadapnya yang duduk di
atas ranjang.
“Come on open your present,
you naughty girl!!” perintahku
lebih lanjut.
Tangan halus Kirstenpun mulai
membuka retsleting celanaku.
Karena tak sabar, akupun
membantunya membuka celana
itu berikut celana dalamnya.
Tampak kemaluanku sudah
berdiri tegak dengan gagahnya
di depan wajah cantik Kirsten.
“Is it big enough for you,
Kirsten?” tanyaku sambil
meremas-remas rambut
pirangnya.
“Yes, sir.. Very big..” jawabnya
sambil tangannya mengelus-elus
kemaluanku. Matanya yang biru
indah tampak sedang mengagumi
kemaluanku yang besar.
“What are you waiting for? Come
on suck my big Indonesian cock.
Let your boyfriend watch!!”
perintahku sambil sedikit
mendorong kepalanya ke arah
kemaluanku.
Kirstenpun mulai mengulum
kemaluanku. Sesekali dijilatinya
batang kemaluanku sambil
matanya menatapku menggoda.
“You like it, huh?” tanyaku
sambil meremas remas
rambutnya gemas.
“Yes.. Very much, sir” katanya
sambil tersenyum manis.
Tangannya yang halus
mengocok-ngocok kemaluanku.
Dijilatinya kepala kemaluanku,
dan kemudian dikulumnya lagi
senjata pamungkasku. Mulutnya
yang berbibir tipis khas orang
bule tampak penuh disesaki
kemaluanku. Kusibakkan
rambutnya yang jatuh menutupi,
sehingga pipinya yang menonjol
menghisapi kemaluanku tampak
jelas tertampang di hadapan
Franky.
“Lihat Frank.. Cewekmu suka
banget kontol Oom. Makanya
kalau punya kontol yang besar..”
kataku menggoda Franky.
Di atas kursi, Franky terdiam
bengong melihat pacar bulenya
yang cantik sedang dengan lahap
menghisapi kemaluanku. Tampak
Franky mulai terangsang karena
dia mulai memegang-megang
kemaluannya sendiri.
“OK.. It’s time to fuck you”
kataku sambil melepas baju yang
kukenakan sehingga aku
sekarang sudah telanjang bulat.
Aku duduk di kursi di hadapan
Franky dan kuminta Kirsten
untuk menghampiriku. Kusuruh
dia duduk dipangkuan
membelakangiku. Kuciumi pundak
Kirsten yang masih mengenakan
tank topnya, dan kuraba
pahanya yang putih
menggairahkan itu. Sesampai di
celana dalamnya, kusibakkan
celana itu ke samping sehingga
tampak vaginanya yang bersih
tak berbulu, merekah
mengundang. Kupermainkan
jariku di vaginanya, dan kuusap-
usap klitorisnya. Tubuh Kirsten
agak sedikit melonjak sambil dia
mengerang-erang kenikmatan.
“Yeaah.. That’s it.. That’s it”
desahnya sambil menggelinjang.
“Ini namanya klitoris, Frank. Ini
daerah paling sensitif. Catat itu!”
kataku. Franky tampak masih
mengusap-usap kemaluannya
sendiri melihat kekasih bulenya
kukerjai.
“You want me to fuck you now?”
tanyaku pada Kirsten yang terus
menerus mengerang dan
mendesah.
“Please.. Please..” jawabnya.
“But your boyfriend is looking”
kataku lagi.
“I don’t care. Please fuck me,
sir..” Kirsten menjawab sambil
meraba-raba buah dadanya
sendiri. Tanganku masih
mengusap-usap kemaluan gadis
remaja cantik ini sementara
mulutku menciumi pundaknya
yang bersih mulus.
Franky tiba-tiba berdiri dari
kursi dan menuju Kirsten.
Tangannya mengusapi rambut
Kirsten sementara tangannya
yang lain mulai membuka
retsleting celana yang
dikenakannya.
“Hey!! Mau ngapain kamu? Nggak
usah ikut-ikut. Balik duduk sana.
Kamu lihat saja dulu!!”
perintahku. Dengan menurut
Frankypun kembali duduk
menatap pacarnya yang sedang
akan disetubuhi Oomnya.
Kirsten mengarahkan
kemaluanku ke vaginanya. Ketika
dia merendahkan tubuhnya,
sedikit demi sedikit kemaluanku
pun memasuki tubuhnya.
“Hmm.. Oh my god.. Ohh..”
erangnya ketika vaginanya
disesaki kemaluanku.
“You like that?” tanyaku.
Kirsten tak menjawab, akan
tetapi dia mulai menaik turunkan
tubuhnya di atas pangkuanku.
Badannya agak aku condongkan
ke belakang hingga aku dapat
menciumi bibirnya, tatkala
kemaluanku memompa vagina
ABG bule cantik ini. Tanganku
menarik tanktopnya ke atas
sehingga buah dadanya yang
berayun-ayun menggemaskan
dapat aku remas sepuas hati.
“Perhatikan baik-baik Franky.
Begini caranya memuaskan
pacarmu!!” kataku di sela-sela
erangan Kirsten.
Setelah beberapa lama, aku
turunkan tubuh Kirsten dari
pangkuanku, dan kutarik dia
menuju ranjang. Kurebahkan
tubuhku di ranjang dan Kirsten
kemudian menaiki tubuhku.
“I want to ride your big dick. Is it
Ok, sir?” tanyanya.
“Yes.. Do it. Let your boyfriend
watch and learn!” kataku.
Kembali vagina sempit Kirsten
menjepit nikmat kemaluanku.
Tubuh padatnya tampak naik
turun menikmati kelelakianku,
terkadang digesek-gesekkannya
pantatnya maju mundur
menambah sensasi nikmat yang
aku rasakan.
“Oh my god.. So big.. Yes.. Yess..
Oh yess..” erang Kirsten sambil
terus memompa kemaluanku.
Kulihat Franky sekarang sedang
mengocok kemaluannya sendiri.
Mungkin sudah tidak tahan dia
melihat pacarnya aku setubuhi.
“Ohh.. I am cumming.. Yeahh..”
jerit Kirsten sambil menjatuhkan
tubuhnya dipelukanku.
Tampak butiran keringat
membasahi keningnya. Kuusap
rambutnya dan kuciumi wajahnya
yang cantik itu.
“OK I want to cum in your pretty
face. Suck it again” perintahku.
Kirstenpun kemudian menciumi
wajahku, leherku kemudian
menghisap puting dadaku.
Kemudian dengan gaya
menggoda, dia menjilati perutku
dan terus menuju ke bawah. Tak
lama kembali mulutnya
menghisapi kemaluanku dengan
bernafsu.
“Look at your boyfriend while
you are sucking my cock!!”
perintahku.
Kirsten pun menoleh ke kiri ke
arah Franky sementara
kemaluanku masih menyesaki
mulutnya. Tangannya
menyibakkan rambutnya sendiri,
sehingga pacarnya dapat
melihatnya dengan jelas ketika
dia mengulum kemaluanku.
“Ehmm.. Ehmm..” erangnya sambil
tangannya mengocok bagian
bawah batang kemaluanku yang
tidak muat masuk ke dalam
mulutnya.
Aku memandang Franky sambil
mengelus-elus rambut pirang
pacarnya yang cantik ini. Tampak
makin cepat Franky mengocok
kemaluannya sendiri sambil
menatap Kirsten yang sedang
menghisapi kemaluanku.
“Ahh” Tak lama Frankypun
menjerit ketika dia mengalami
orgasme. Sementara Kirsten,
pacarnya, masih menikmati
kemaluanku dengan lahap.
“Oh shit.. I am cumming..” jeritku.
Kirsten membuka mulutnya
ketika cairan ejakulasiku
tersembur keluar mengenai
wajah dan mulutnya.
*****
Mengenang kejadian itu, terasa
nafsu birahiku timbul. Terlebih
setelah melihat gambar di
notebookku dimana seorang laki-
laki sedang dihisap kemaluannya
oleh seorang wanita, sementara
dia melahap buah dada wanita
yang lain dengan rakusnya.
“Masih ada waktu untuk
melakukan seperti itu”, pikirku
setelah melihat jam tanganku.
Memang sore itu aku ada janji
untuk latihan driving dengan
seorang teman.
“Lia.. Tadi bapak sudah pulang
belum?” tanyaku lewat telepon
pada sekretarisku.
“Sudah Pak.. Sehabis meeting
tadi langsung pulang” jawabnya.
“Kalau gitu kamu kemari
sebentar. Ajak Dian juga”,
perintahku lebih lanjut. Memang
enak punya karyawati cantik.